Sabtu, 20 April 2013

PROGRAM UNGGULAN PUSKESMAS SIDOHARJO TULANG BAWANG


1.  PUSKESMAS SIDOHARJO MENUJU PUSKESMAS SANTUN USILA

BAB I
PENDAHULUAN


Puskesmas adalah satuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil penggembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat.

Puskesmas mempunyai tanggung jawab untuk membangun kesehatan masyarakat guna tercapainya derajat kesehatan, termasuk keadaan gizi masyarakat yang baik dalam rangka peningkatan kualitas dan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat.

Masyarakat dikatakan sehat atau memiliki derajat kesehatan yang baik jika disuatu wilayah angka kesakitan dan angka kematian terhadap suatu penyakit rendah, masyarakat mempunyai ststus gizi yang baik, dan hidup dalam lingkungan yang sehat serta mampu menjangkau dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu.

Sebagai negara berkembang Indonesia masih memiliki masalah kesehatan yang cukup serius yang berhubungan dengan penyakit infeksi, reproduksi wanita dan gizi.Disamping itu masalah non infeksi dan degeneratif yang mulai menimbulkan penyakit.

Puskesmas Sidoharjo merupakan bagian dari sistem pembangunan  kesehatan di Tulang Bawang, memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membangun kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya bersama-sama dengan masyarakat yang dibinanya secara optimal. Dengan dukungan 2 Puskesmas Pembantu (Pustu),  8 Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), dan 15 Kampung binaan, Puskesmas Sidoharjo menjadi tombak pelayanaan dan pembinaan kesehatan masyarakat Kampung.

Merupakan tugas dan tanggung jawab seluruh komponen yang ada di Puskesmas Sidoharjo untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat diwilayah kerja Puskesmas Sidoharjo.Melalui penemuan morbiditas, meneliti penyakit, perbaikan status gizi serta membina, memotivasi dan membimbing masyarakat untuk membangun kesehatannya.

Dengan melakukan identifikasi masalah kesehatan dan perencanaan tingkat puskesmas yang matang, serta action yang tepat melalui kegiatan preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif, puskesmas dapat menurunkan angka kesakitan dan angka kematian yang pada akhirnya akan mencapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya.
 
BAB II
ANALISIS SITUASI

2.1. Analisa Situasi Umum
2.1.a. Geografi
Puskesmas Sidoharjo terletak di kecamatan Penawartama, Kabupaten Tulang Bawang, dengan luas wilayah 175.000 KM2. Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Sidoharjo adalah sebagai berikut :
a.    sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Mesuji Timur
b.    sebelah selatan berbatasan dengan Puskesmas Makartitama
c.    sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Penawar Aji
d.    sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Banjar Margo 
Keadaan tanahnya sebagian besar adalah dataran dengan dikelilingi perkebunan.
Wilayah kerja Puskesmas Sidoharjo meliputi 15  Kampung, yaitu:
1.    Kampung Sidoharjo
2.    Kampung Sidomulyo
3.    Kampung Tri Jaya
4.    Kampung Tri Rejomulyo
5.    Kampung Bogatama
6.    Kampung Tri Tunggal Jaya
7.    Kampung Wiratama
8.    Kampung Sidodadi
9.    Kampung Pulo Gadung
10. Kampung Dwi Mulyo
11. Kampung Sidomakmur
12. Kampung Tri Karya
13. Kampung Rejo Sari
14. Kampung Wira Agung Sari
15. Kampung Persiapan Air Merah
Sebagian wilayahnya dapat dijangkau oleh kendaraan roda empat dan hampir seluruhnya dapat dilalui kendaraan roda dua.Kondisi jalan ditiap Kampung sebagian besar tanah.Keadaan ini merupakan tantangan tersendiri bagi masyarakat yang hendak memanfaatkan sarana kesehatan, maupun bagi tenaga kesehatan yang akan menjangkau pelosok daerah tersebut terutama pada musim hujan.

2.1.b. Topografi
Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Sidoharjo Tahun 2012 sebanyak `28468  jiwa dengan jumlah kepala keluarga 7698  jiwa dan jumlah rumah sebanyak 7264  rumah.
Berikut Grafik Persebaran Penduduk Perkampung di Wilayah Kerja Puskesmas Sidoharjo :


 
Sumber : SP2TP Puskesmas Sidoharjo tahun 2012


               
Jumlah penduduk usila wilayah kerja Puskesmas Sidoharjo berjumlah : 1958 dengan persebaran penduduk sbb :

NO
KAMPUNG
USILA
1
SIDOHARJO
276
2
SIDOMULYO
221
3
BOGATAMA
275
4
TRI REJO MULYO
215
5
TRI TUNGGAL JAYA
164
6
WIRATAMA
133
7
TRIJAYA
103
8
PULO GADUNG
80
9
SIDODADI
113
10
WIRA AGUNG SARI
69
11
REJOSARI
80
12
TRIKARYA
84
13
SIDO MAKMUR
88
14
DWI MULYO
79

JUMLAH
1958
Sumber : SP2TP Puskesmas Sidoharjo tahun 2012

Berikut Grafik Persebaran Penduduk Usila Perkampung di Wilayah Kerja Puskesmas Sidoharjo tahun 2012
 
Sumber : SP2TP Puskesmas Sidoharjo tahun 2012

Berikut Grafik prosentase Persebaran Penduduk Usila Perkampung di Wilayah Kerja Puskesmas Sidoharjo tahun 2012
 
Sumber : SP2TP Puskesmas Sidoharjo tahun 2012


1.2.        Angka kesakitan (Morbiditas)

1.    Jumlah kunjungan pasien perbulan Puskesmas Sidoharjo tahun 2012

No.
Bulan
Pasien umum
Pasien Usila
1.
Januari
389
107
2.
Februari
452
125
3.
Maret
578
193
4.
April
638
242
5.
Mei
525
163
6.
Juni
809
300
7.
Juli
539
207
8.
Agustus
489
167
9.
September
508
137
10.
Oktober
581
223
11.
November
533
216
12.
Desember
539
197
Jumlah
6580
2271


Berikut Grafik Jumlah kunjungan pasien umum dan usila perbulan Puskesmas Sidoharjo tahun 2012

 
 Sumber : SP2TP Puskesmas Sidoharjo tahun 2011, 2012

2.    10 Penyakit Terbesar

Angka kesakitan (morbiditas) adalah jumlah orang yang terkena suatu penyakit tertentu. Ada 2 macam cara yang digunakan untuk mengukur angka kesakitan yaitu Insiden Rate dan Prevalency Rate.

Tabel di bawah ini menunjukan angka kesakitan 10 penyakit terbesar di Puskesmas Sidoharjo. Dari data tersebut dapat diketahui 10 pola penyakit masih di dominasi penyakit-penyakit menular yang disebabkan lingkungan.

Tabel angka kesakitan 10 penyakit terbesar di Puskesmas Sidoharjo tahun 2012

NO
NAMA PENYAKIT
2012


jumlah
%
1
Penyakit Saluran Pencernaan
1197
26,31
2
ISPA ( Comoon coold,Paringitis,Tonsilitis dll )
764
16,79
3
Diare
671
14,75
4
Gimul
451
9,91
5
Hipertensi
308
6,77
6
Malaria Klinis
188
4,13
7
THT
183
4,02
8
Penyakit Susunan Syaraf ( Cepalgia, Migran )
147
3,23
9
Mata
105
2,31
10
Kulit
62
1,36

Jumlah
4076
89,58
 Sumber : SP2TP Puskesmas Sidoharjo tahun 2012

Dari 4076 penderita, jumlah kunjungan penderita usila di Puskesmas Sidoharjo cukup tinggi yaitu :910 penderita yang terdaftar sebagai penderita usila.


  1. Daftar kunjungan usila di Puskesmas Sidoharjo tahun 2012

Berikut ini daftar kunjungan usila per bulan Puskesmas Sidoharjo tahun 2012
No.
Bulan
Jumlah 2011
Jumlah 2012

1.
Januari
78
107
2.
Februari
69
125
3.
Maret
82
193
4.
April
80
242
5.
Mei
74
163
6.
Juni
64
300
7.
Juli
71
207
8.
Agustus.
49
167
9.
September
86
137
10.
Oktober
94
223
11.
November
92
216
12.
Desember
71
197
Jumlah
910
2277
Sumber : SP2TP Puskesmas Sidoharjo tahun 2011, 2012

Grafik kunjungan usila  perbulan di Puskesmas Sidoharjo tahun 2011, 2012

Sumber : SP2TP Puskesmas Sidoharjo tahun 2011

 
Sumber : SP2TP Puskesmas Sidoharjo tahun 2011, 2012

Daftar 10 penyakit terbesar yang diderita usila di Puskesmas Sidohartjo.
 tahun 2011.
NO
NAMA PENYAKIT
JUMLAH 2011

2012
1
Rematik
283
578
2
Hipertensi
201
498
3
Gastritis
135
357
4
ISPA
120
288
5
Penyakit Susunan Syaraf(Cepalgia,Migrain)
60
157
6
Gigi dan mulut
52
142
7
DM non insulin
24
75
8
Penyakit mata
20
60
9
Penyakit kulit
10
52
10
Hemoroid
5
25

Penyakit lain
12
45
Jumlah
910
2277
Sumber : SP2TP Puskesmas Sidoharjo tahun 2011, 2012

Berikut ini adalah Grafik sepuluh Penyakit terbesar yang diderita usila
di Puskesmas Sidoharjo tahun 2011, 2012
 
Sumber : SP2TP Puskesmas Sidoharjo tahun 2011, 2012

Berikut ini adalah Grafik prosentase sepuluh Penyakit terbesar yang diderita usila di Puskesmas Sidoharjo tahun 2012
 
Sumber : SP2TP Puskesmas Sidoharjo tahun 2012

2.3  Analisis Program dan Pelayanan Kesehatan

    a. Keadaan Fasilitas Kesehatan

Tabel Fasilitas Kesehatan Puskesmas Sidoharjo tahun 2012.

NO
JENIS FASILITAS
JUMLAH
1
Puskesmas
1
2
Puskesmas Pembantu
2
3
Gudang Obat
1
4
Laboratorium Sederhana
1
5
Polindes
4
6
Rumah Bersalin
2
7
Bidan Praktek Swasta
15
8
Praktek Dokter
1
9
Apotik
1
11
Toko Obat Terdaftar
-

Poskesdes
8
Sumber : SP2TP Puskesmas Sidoharjo tahun 2012

b. Keadaan Sumber Daya Tenaga Kesehatan

Tabel Sumber Daya Tenaga Kesehatan Puskesmas Sidoharjo tahun 2012

NO
JENIS FASILITAS
JUMLAH
KETERANGAN
1
Dokter Umum
1
-
2
Dokter Gigi
1
-
3
Sarjana Kesehatan Masyarakat
-
-
4
Gizi
-
-
5
Farmasi
-
-
6
Promkes
1

7
Kesehatan Lingkungan
1
-
8
Analisis Kesehatan
1
-
9
Perawat Gigi
1
-
10
Perawat (SPK ,Akper ,S.Kep.Ns)
10
-
11
Bidan Puskesmas dan Bidan Kampung
20

-
12
Administrasi
1
-
13
Lain-lain
1

Sumber : SP2TP Puskesmas Sidoharjo tahun 2012


     c. Keadaan UKBM

Tabel Keadaan UKBM Puskesmas Sidoharjo tahun 2012

NO
JENIS FASILITAS
JUMLAH
2012
JUMLAH
2013
1
KPKIA
2

2
Posyandu Balita
15

3
PSI
1

4
KKB
5

5
Posyandu usila
14

6
TOGA
1

7
Dana Sehat
1

Sumber : SP2TP Puskesmas Sidoharjo tahun 2012


  1. Keadaan Peralatan Kesehatan

Hampir semua peralatan telah terpenuhi sebagai standar puskesmas rawat jalan.

  1. Analisis Pemenuhan Kebutuhan Obat

Permintaan pengadaan obat Puskesmas ke Dinas Kesehatan Tulang Bawang dilakukan melalui perencanaan dan permintaan dari puskesmas pembantu berdasarkan kasus penyakit yang ada dan jumlah kunjungan pasien dan ditambah 15% sebagai cadangan obat. Cadangan obat 15% digunakan jika terjadi peningkatan jumlah kunjungan atau jika terjadi KLB di wilayah Puskesmas Sidoharjo.

Adapun kendala yang dihadapi adalah pemberian obat dari Dinas Kesehatan Tulang Bawang yang mendekati Expire Date, Sehingga penggunaan obat tidak maksimal.

  1.  Analisis Pembiayaan Sektor Kesehatan

Sumber Dana Kesehatan Sidoharjo tahun 2012

NO
SUMBER DANA
ANGGARAN 2012
1.
Dana Operasianal

2.
Dana BOK

3.
dana Jampersal & jamkesmas

4.
Jamkesta


Jumlah

Sumber : SP2TP Puskesmas Sidoharjo tahun 2012

Diwilayah kerja Puskesmas Sidoharjo pada tahun 2011 terdapat 7 buah posyandu usila tetapi yang masih aktif melaksanakan kegiatan dan pelayananan posyandu hanya 3 posyandu yaitu Posyandu di kampung Tri jaya, Tri Tunggal jaya dan Wiratama.

Dari ketiga posyandu usila yang aktif tersebut juga belum dapat melaksanakan kegiatan posyandu secara baik dan benar. Hal itu dikarenakan kurangnya fasilitas, peralatan, dana SDM petugas puskesmas yang kurang dan kurangnya pembinaan dari Dinas Kesehatan kabupaten Tulang bawang.

Pada tahun 2012 kegiatan Posyandu Usila sudah berjalan dan dilaksanakan di 14 kampung.

Daftar posyandu usila perkampung di wilayah kerja PKM Sidoharjo
NO
NAMA KAMPUNG
NAMA POSYANDU
2011
JAN-JUNI 2012
AKTIF
TIDAK AKTIF
AKTIF
TIDAK
AKTIF
1
SIDOHARJO
PURNA HARAPAN

Tidak aktif
Aktif

2
SIDOMULYO
PURNA KARYA 1

Tidak aktif
Aktif

3
BOGATAMA
TUNAS PURNA BANGSA

Tidak aktif
Aktif

4
TRI REJO MULYO
PURNA JAYA1

Tidak aktif
Aktif

5
TRI TUNGGAL JAYA
PURNA MELATI 1

Tidak aktif
Aktif

6
WIRATAMA
PURNA MELATI 2
aktif

Aktif

7
TRIJAYA
PURNA DARMA
aktif

Aktif

8
PULO GADUNG
PURNA BANGSA


Aktif

9
SIDODADI
PURNA HARAPAN


Aktif

10
WIRA AGUNG SARI
PURNA SENTOSA


Aktif

11
REJOSARI
PURNA WISMA


Aktif

12
TRIKARYA
PURNA KARYA 2


Aktif

13
SIDO MAKMUR
PURNA BHAKTI


Aktif

14
DWI MULYO
PURNA SEJAHTERA


Aktif

JUMLAH

2
5
14

Sumber : SP2TP Puskesmas Sidoharjo tahun 2012
2.4 Tujuan.

      1.  Tujuan Umum.

  1. Peningkatan UHH (Usia Harapan hidup)
  2. Membantu mengatasi permasalahan usila yang sangat kompleks karena kemunduran fisik-biologik, mental maupun sosioekonomi
  3. Membantu mengatasi masalah kesehatan usila yaitu penyakit degeneratif yg bersifat kronis dan multipatologis à yg penanganannya lama dan biaya tinggi

2     Tujuan khusus.

    1. Puskesmas dapat melakukan Skrining yankes pada 30 % usila
    2. Puskesmas mampu melaksanakan Skrining yankes 100% usila dipanti Werda
    3. Puskesmas Sidoharjo bisa melaksanakan melaksanakan konseling usila dimasa yang akan datang
    4. Puskesmas Sidoharjo bisa melaksanakan melaksanakan pembinaan kelompok usila diwilayah kerjanya.
    5. Puskesmas Sidoharjo bisa melaksanakan pembentukan kelompok usila dan melakukan pembinaan kelompok usilayang dibentuk diwilayah kerjanya.
    6. Puskesmas Sidoharjo bisa melaksanakan dan membina kegiatan senam usila
    7. Puskesmas Sidoharjo bisa melakukan yankes kepada kelompok pra-usila dan usila yang mengutamakan aspek promotif dan preventip
    8. Menjadikan Puskesmas Sidoharjo Puskesmas Santun Usila
-       Pro-aktif
-       Memberi kemudahan proses pelayanan :
                     * fasilitas loket
                     * ruang pemeriksaan tersendiri (disesuaikan dgn          
                     kondisi)
-       Santun
-       Yankes oleh Nakes Profesional yang dikoordinasikan oleh pengelola program usila di Puskesmas den bekerjasama dgn LS
-       Melaksanakan Yankes dengan standar yang berlaku


2. KESEHATAN IBU DAN ANAK
 
Pengertian
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah.
Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan
Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat transportasi/ komunikasi (telepon genggam, telpon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencatatan-pemantaun dan informasi KB.
Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat,  pemuka masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan  di taman kanak-kanak.
Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya untuk atau mempercepat pencapaian target Pembangunan Kesehatan Indonesia yaitu Indonesia Sehat 2010, serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku) dalam mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga, Desa Wisma, penyelenggaraan Posyandu dan sebagainya.
b. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri di dalam lingkungan keluarga, Desa Wisma, Posyandu dan Karang Balita, serta di sekolah TK.
c. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan ibu menyusui.
d. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita.
e. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dalam keluarganya.
Kegiatan
1. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita dan anak prasekolah.
2. Deteksi dini faktor resiko ibu hamil.
3. Pemantauan tumbuh kembang balita.
4. Imunisasi Tetanus Toxoid 2 kali pada ibu hamil serta BCG, DPT 3 kali, Polio 3 kali
dan campak 1 kali pada bayi.
5. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA.
6. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan anak pra sekolah untuk macam-macam penyakit ringan.
7. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan serta bayi-bayi yang lahir ditolong oleh dukun selama periode neonatal (0-30 hari)
8. Meningkatkan kegiatan Kelas ibu bagi ibu hamil.
9. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi serta
kader-kader kesehatan.
Sistem kesiagaan di bidang KIA di tingkat masyarakat terdiri atas :
1. Sistem pencatatan-pemantauan
2. Sistem transportasi-komunikasi
3. Sistem pendanaan
4. Sistem pendonor darah
5. Sistem Informasi KB.
Proses Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini tidak hanya proses memfasilitasi masyarakat dalam pembentukan sistem kesiagaan itu saja, tetapi juga merupakan proses fasilitasi yang terkait dengan upaya perubahan perilaku, yaitu:
1.  Upaya mobilisasi sosial untuk menyiagakan masyarakat saat situasi gawat darurat, khususnya untuk membantu ibu hamil saat bersalin.
2. Upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menurunkan angka kematian maternal.
3. Upaya untuk menggunakan sumberdaya yang dimiliki oleh masyarakat dalam menolong perempuan saat hamil dan persalinan.
4. Upaya untuk menciptakan perubahan perilaku sehingga persalinan dibantu oleh tenaga kesehatan profesional.
5.Merupakan proses pemberdayaan masyarakat sehingga mereka mampu mengatasi masalah mereka sendiri.
6. Upaya untuk melibatkan laki-laki dalam mengatasi masalah kesehatan maternal.
7. Upaya untuk melibatkan semua pemanggku kepentingan (stakeholders) dalam mengatasi masalah kesehatan.
Karena itu Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini berpijak pada konsep-konsep berikut
ini
Revitalisasi praktek-praktek kebersamaan sosial dan nilai-nilai tolong menolong, untuk perempuan saat hamil dan bersalin.
1. Merubah pandangan: persalinan adalah urusan semua pihak, tidak hanya urusan perempuan.
2. Merubah pandangan: masalah kesehatan tidak hanya tanggung jawab pemerintah tetapi merupakan masalah dan tanggunjawab masyarakat.
3. Melibatan semua pemangku kepentingan (stakeholders) di masyarakat.
4. Menggunakan pendekatan partisipatif.
5. Melakukan aksi dan advokasi.
Siklus proses yang memberikan masyarakat kesempatan untuk memahami kondisi mereka dan melakukan aksi dalam mengatasi masalah mereka ini disebut dengan pendekatan belajar dan melakukan aksi bersama secara partisipatif (Participatory Learning and Action -PLA). Pendekatan ini tidak hanya memfasilitasi masyarakat untuk menggali dan mengelola berbagai komponen, kekuatan-kekuatan dan perbedaan-perbedaan, sehingga setiap orang memiliki pandangan yang sama tentang penyelesaian masalah mereka, tetapi pendekatan ini juga merupakan proses mengorganisir masyarakat sehingga mereka mampu untuk berpikir dan menganalisa dan melakukan aksi untuk menyelesaikan masalah mereka. Ini adalah proses pemberdayaan masyarakat sehingga mereka mampu melakukan aksi untuk meningkatkan kondisi mereka. Jadi, ini merupakan proses dimana masyarakat merubah diri mereka secara individual dan secara kolektif dan mereka menggunakan kekuatan yang mereka miliki dari energi dan kekuatan mereka (Hartock, 1981).
Didalam konteks pembentukan sistem kesiagaan, pertama-tama masyarakat perlu untuk memahami dan menganalisa kondisi kesehatan mereka saat ini, seperti kondisi kesehatan ibu; kesehatan bayi baru lahir, kesehatan bayi, pelayanan kesehatan, dan berbagai hubungan dan kekuasaan yang memperngaruhi kondisi tersebut agar mereka mampu untuk melakukan aksi guna memperbaiki kondisi tersebut berdasarkan analisa mereka tentang potensi yang mereka miliki. Untuk memfasilitasi mereka agar berpikir, menganalisa dan melakukan aksi, proses fasilitasi dan warga yang berperan melakukan fasilitasi sangat diperlukan. Selain itu, warga yang berperan memfasilitasi masyarakatnya membutuhkan pemahaman tidak hanya tentang konsep Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA tetapi juga membutuhkan pengetahuan dan keterampilan penggunaan metode dan alat-alat partisipatif. Jadi, pendekatan yang diaplikasikan dalam Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini akan menentukan proses dan kegiatan berikutnya dalam keseluruhan proses Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini.
Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat seperti kurang gizi, penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa, kejadian bencana, kecelakaan dan lain-lain dengan memanfaatkan potensi setempat, secara gotong royong.
Selain sebagai upaya untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat, pengembangan Desa Siaga juga mencakup upaya peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi masalah-masalah kesehatan, memandirikan masyarakat dalam mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat. Inti dari kegiatan Desa Siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat.
Memperhatikan tujuan dan ruang lingkup pengembangan Desa Siaga tersebut, maka Pemberdayaan Masyarakat bidang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu komponen yang penting dalam pencapaian tujuan Desa Siaga dalam hal penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi.
Manajemen Kegiatan KIA
Pemantauan kegiatan KIA dilaksanakan melalui Pemantauan Wilayah Setempat - KIA
(PWS-KIA) dengan batasan :
Pemantauan Wilayah Setempat KIA adalah alat untuk pengelolaan kegiatan KIA serta alat untuk motivasi dan komunikasi kepada sektor lain yang terkait dan dipergunakan untuk pemantauan program KIA secara teknis maupun non teknis.
Melalui PWS-KIA dikembangkan indikator-indikator pemantauan teknis dan non teknis,
yaitu :
1. Indikator Pemantauan Teknis :
Indikator ini digunakan oleh para pengelola program dalam lingkungan kesehatan yang
terdiri dari :
a. Indikator Akses
b. Indikator Cakupan Ibu Hamil
c. Indikator Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
d. Indikator Penjaringan Dini Faktor Resiko oleh Masyarakat
e. Indikator Penjaringan Faktor resiko oleh Tenaga Kesehatan
f. Indikator Neonatal.
2. Indikator Pemantauan Non teknis :
Indikator ini dimaksudkan untuk motivasi dan komunikasi kemajuan maupun masalah operasional kegiatan KIA kepada para penguasa di wilayah, sehingga dimengerti dan mendapatkan bantuan sesuai keperluan. Indikator-indikator ini dipergunakan dalam berbagai tingkat administrasi, yaitu :
a.Indikator pemerataan pelayanan KIA
Untuk ini dipilih indikator AKSES (jangkauan) dalam pemantauan secara teknis memodifikasinya menjadi indikator pemerataan pelayanan yang lebih dimengerti oleh para penguasa wilayah.
b. Indikator efektivitas pelayanan KIA :
Untuk ini dipilih cakupan (coverage) dalam pemantauan secara teknis dengan memodifikasinya menjadi indikator efektivitas program yang lebih dimengerti oleh para penguasa wilayah.
Kedua indikator tersebut harus secara rutin dijabarkan per bulan, per desa serta dipergunakan dalam pertemuan-pertemuan lintas sektoral untuk menunjukkan desa-desa mana yang masih ketinggalan.
Pemantauan secara lintas sektoral ini harus diikuti dengan suatu tindak lanjut yang jelas dari para penguasa wilayah perihal : peningkatan penggerakan masyarakat serta penggalian sumber daya setempat yang diperlukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar